RADARcenter, Prabumulih – Forum Dosen Indonesia (ForDESI) mengecam keras tindakan Walikota Prabumulih, Arlan, yang mencopot jabatan Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, usai menegur anak Walikota yang membawa mobil ke sekolah.
Ketua Umum ForDESI Sumsel, Fajri Romadhon, S.H., M.H., menilai keputusan tersebut mencerminkan arogansi kekuasaan yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemimpin daerah.
Fajri menegaskan bahwa apa yang dilakukan Roni Ardiansyah adalah bagian dari tugas mulia seorang pendidik.
“Guru dan kepala sekolah memiliki kewajiban moral untuk menegur peserta didik demi membentuk karakter disiplin dan bermoral. Sangat ironis jika teguran yang benar justru dibalas dengan pencopotan jabatan,” tegasnya.
Menurutnya, sikap Walikota tidak hanya melukai hati para guru, tetapi juga mencederai marwah pendidikan nasional.
Jika pemimpin daerah menggunakan kekuasaan untuk menekan dunia sekolah, integritas pendidikan akan runtuh dan para pendidik akan kehilangan keberanian dalam menegakkan aturan.
Fajri Romadhon mendesak Walikota Prabumulih untuk segera meminta maaf secara terbuka kepada Roni Ardiansyah, para guru di Prabumulih, dan masyarakat luas.
Ia juga meminta Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia memberi sanksi tegas kepada Walikota agar kejadian serupa tidak terulang di daerah lain.
“Atas nama ForDESI, kami menegaskan pendidikan tidak boleh tunduk pada kepentingan politik atau kekuasaan. Guru adalah pilar peradaban bangsa yang harus dilindungi dari segala bentuk intimidasi,” tutup Fajri Romadhon.
(*Red/Adi)