RADARcenter, Muara Penimbung – Penelitian lapangan yang dilakukan mahasiswa Universitas Sriwijaya (UNSRI), Aida Sari, pada 20 November 2025 mengungkap sejumlah persoalan yang membelit peternak ayam kampung di Desa Muara Penimbung.
Meski telah dijalankan selama bertahun-tahun, usaha beternak ayam kampung di wilayah ini masih terkendala penyakit dan terbatasnya ketersediaan pakan.
Salah satu peternak, Bapak HD, mengaku telah menekuni usaha ini sejak 2005. Berawal dari hobi, ia berharap beternak ayam kampung dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarganya. Namun hingga kini, populasi ayam yang ia pelihara hanya berkisar 20 ekor.
“Usaha ini lumayan membantu perekonomian keluarga, terutama kalau ada ayam yang laku dibeli,” ujarnya.
Penyakit Masih Jadi Ancaman Utama
Dari hasil observasi peneliti, persoalan utama yang dialami peternak adalah tingginya tingkat kematian ayam akibat penyakit. Ayam kerap mati mendadak tanpa gejala yang jelas. Upaya penanganan yang dilakukan peternak masih terbatas, yaitu dengan mengisolasi ayam yang sakit di dalam sangkar.

Aida Sari mencatat bahwa minimnya pengetahuan mengenai pencegahan penyakit dan ketersediaan vitamin turut memperburuk kondisi.
Stok Pakan Kerap Menipis
Kendala lain yang ditemukan adalah keterbatasan pakan. Peternak sering kehabisan stok, terutama saat harga pakan meningkat. Kondisi tersebut memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ayam.
“Yang pasti kami butuh pakan yang cukup dan vitamin agar ayam tidak mudah sakit,” kata HD.
Butuh Dukungan Pemerintah dan Pembinaan Teknis
Dalam laporannya, Aida menilai bahwa peternakan ayam kampung di desa tersebut sebenarnya memiliki peluang untuk berkembang. Namun, peningkatan kapasitas dan dukungan pemerintah dianggap penting untuk mewujudkan hal tersebut.
Ia merekomendasikan adanya:
- Program penyuluhan kesehatan ternak
- Penyediaan vaksin dan vitamin
- Bantuan pakan atau subsidi pakan
- Pelatihan manajemen pakan dan manajemen usaha
“Peternak di Muara Penimbung memiliki potensi dan motivasi. Dengan pendampingan dan dukungan sarana yang tepat, usaha mereka dapat menjadi lebih produktif,” tulis Aida dalam laporan penelitiannya.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pemerintah desa maupun instansi terkait dalam menyusun program pemberdayaan masyarakat berbasis peternakan. (*Red/RC)





















