RADARCenter, Ogan Ilir — Lagi-lagi publik dikejutkan oleh pernyataan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Melalui staf perencanaan Yanti S.Km, diruang kerjanya, Senin (05/10/2025), terungkap bahwa anggaran makan rapat sebesar Rp3,6 miliar benar-benar tercatat dalam sistem dan diklaim “sesuai juknis” dari Kementerian Kesehatan RI.
Namun, dibalik penjelasan teknis yang berliku-liku, terselip satu fakta mencengangkan: uang sebesar miliaran rupiah itu ternyata sempat digelontorkan dalam satu rekening besar, lalu digeser dan dipecah-pecah setelah juknis turun dari Kemenkes.
“Awalnya dana Rp3,6 miliar itu memang masuk satu rekening, numpang dulu. Setelah juknis keluar, dana itu dipecah menjadi berbagai kegiatan lain, hingga tersisa sekitar Rp700,2 juta untuk makan minum rapat di 25 Puskesmas,” kata Yanti menjelaskan dengan nada hati-hati.
Artinya, dana yang semula disebut untuk makan rapat, kini hanya tersisa sekitar seperlima saja. Selebihnya dialihkan ke kegiatan lain, dengan alasan pergeseran teknis dan perbedaan kode rekening
Lebih miris lagi, dari keterangan yang sama terungkap pula bahwa anggaran perjalanan dinas tahun 2025 mencapai Rp11 miliar. Angka yang lagi-lagi membuat kepala rakyat geleng geleng.
Jika anggaran miliaran untuk makan rapat dan perjalanan dinas bisa selega itu, lalu bagaimana dengan anggaran untuk pelayanan rakyat kecil di Puskesmas?
Bagaimana nasib obat yang sering kosong dan alat medis yang rusak.
Pertanyaan-pertanyaan itu menggantung di udara, menunggu jawaban yang jujur. Bukan sekadar dalih “sesuai juknis”.
Rakyat tidak butuh penjelasan rumit soal “kode rekening” atau “RUP terintegrasi SIPD”.
Yang rakyat butuh hanyalah transparansi dan akuntabilitas. Uang rakyat, walau satu rupiah, adalah amanah. Dan bila benar miliaran rupiah itu hanya numpang sementara disatu rekening untuk kemudian dipecah-pecah, itu pun perlu diaudit terbuka.
Karena dibalik setiap angka besar yang tercatat dimeja birokrat, ada rakyat kecil yang menggigit bibirnya diantrean Puskesmas,
menunggu keadilan yang belum juga datang.
Pewarta : Emi
Editor : Yopi