RADARcenter,Palembang, 30 Oktober 2025 — Sosok Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin kembali meneguhkan perannya sebagai figur kebangsaan di Sumatera Selatan. Untuk keempat kalinya, tokoh kharismatik ini dipercaya memimpin Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Sumatera Selatan, sebuah wadah strategis yang berfungsi menjaga harmoni dan menyatukan keberagaman di Bumi Sriwijaya.
Pelantikan pengurus FPK Sumsel periode 2025–2030 dilakukan langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan, Dr. H. Herman Deru, di Ballroom Hotel Swarna Dwipa Palembang, Kamis (30/10/2025). Dalam sambutannya, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa FPK memiliki peran penting sebagai perekat bangsa di tengah pluralitas suku, adat, ras, dan agama.
“Tugas FPK ini mulia sekaligus berat. Mereka adalah jembatan yang menyatukan perbedaan. Filosofinya, jembatan harus kuat menanggung beban apa pun yang perlu dijembatani,” ujar Gubernur Herman Deru dengan nada tegas.
Gubernur juga sempat menyapa dan menantang para pengurus dengan gaya khasnya yang penuh semangat.
“Saya tanya dulu, sanggup tidak mengemban amanah ini? Kalau tidak sanggup, batal dilantik,” ucapnya, disambut tawa dan tepuk tangan para undangan.
Pelantikan ini turut dihadiri Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sumsel, Dr. H. M. Alfajri Zabidi, S.Pd., M.M., M.Pd.I, Direktur Utama Hotel Swarna Dwipa, Dr. H. Sholahuddin Arsyad, S.E., M.Si., serta perwakilan sejumlah SKPD Provinsi Sumatera Selatan.
Bagi Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, amanah tersebut bukan sekadar jabatan, melainkan panggilan untuk menjaga persaudaraan di tengah kemajemukan. Dengan nada teduh namun tegas, ia menegaskan bahwa FPK adalah jembatan moral dan sosial bagi seluruh elemen masyarakat.
“FPK ini amanah nasional sekaligus amanah daerah. Benar seperti disampaikan Pak Gubernur, FPK itu jembatan yang menyambung segala perbedaan dan keberagaman — bahkan sanggup menanggung beban diinjak oleh yang melewatinya,” tutur Sultan Iskandar penuh makna.
Sebagai tokoh yang dikenal moderat dan konsisten memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan, Sultan Iskandar menilai bahwa keberagaman di Sumatera Selatan merupakan kekuatan, bukan tantangan.
FPK, katanya, hadir untuk memastikan bahwa semangat toleransi dan pembauran tidak hanya menjadi wacana, tetapi gerakan nyata di lapangan.
“Baik dari Kemendagri maupun Pemerintah Provinsi Sumsel, dukungannya luar biasa. Ini menjadi semangat bagi kami untuk terus menjaga kebersamaan dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa Sumatera Selatan hingga kini tetap dikenal sebagai daerah zero conflict, sebuah capaian yang menurutnya tak lepas dari kiprah FPK dan tokoh-tokoh kebangsaan di daerah.
“Sumatera Selatan adalah miniatur Indonesia. Di sini semua suku dan agama hidup berdampingan. Dan FPK menjadi garda depan yang menjaga itu semua,” ujar Herman Deru menutup sambutannya.
Dengan semangat kebersamaan yang terus dijaga, kepemimpinan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin di FPK Sumsel bukan hanya simbol kehormatan, tetapi juga bukti nyata bahwa nilai kebangsaan dan persatuan masih hidup kokoh di Tanah Sriwijaya.





















