Sejarah Jembatan Ampera, Salah Satu Icon Kebanggaan Provinsi Sumsel Di Kota Palembang

- Jurnalis

Kamis, 3 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RADARCenter, SUMATERA SELATAN — Jembatan Ampera adalah salah satu Icon kebanggaan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), jembatan tersebut berada di jantung Kota Palembang.

Jembatan Ampera merupakan salah satu spot bersejarah dan ikonik di Indonesia. Sarana penting bagi masyarakat ini menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Sejak dibangun jembatan Ampera juga sempat mengalami perubahan nama hingga aktivitas. Berikut sejarah jembatan Ampera dan Makna Namanya.

Menurut website Pemerintah Kota Palembang, jembatan Ampera dibangun pada tahun 1962 dengan biaya dari harta rampasan perang Jepang.

Mengutip dari Balai Diklat Keuangan Palembang, Jembatan Ampera diresmikan pada tanggal 10 November 1965.

Awalnya, jembatan ini sempat diberi nama jembatan Soekarno, sebagai ungkapan terima kasih Provinsi Sumatera Selatan kepada Presiden Soekarno dalam merealisasikan cita-cita masyarakat Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang.

Seiring waktu kemudian nama jembatan ini mengalami perubahan dan disamakan dengan slogan bangsa Indonesia pada tahun 1960 yakni jembatan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera). Nama ini sebagai sebuah simbol kemerdekaan dari amanat penderitaan rakyat Palembang.

Jembatan Ampera pada mulanya dirancang agar bagian tengahnya bisa dinaikkan, untuk kelancaran akses sungai. Agar kapal-kapal besar yang melintas tak tersangkut badan jembatan.

Di jembatan ini terdapat peralatan mekanis berupa dua bandul pemberat yang masing-masing seberat sekitar 500 ton yang berada di dua menara jembatan.

Pada tahun 1970, aktivitas naik turun pada bagian tengah jembatan tidak dilakukan lagi. Dikarenakan waktu untuk mengangkat jembatan yang cukup lama untuk satu kali proses penaikan bagian tengah jembatan membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

Adapun pertimbangan lainnya yakni semakin berkurangnya kapal-kapal besar yang melintasi di Sungai Musi, sehingga pada tahun 1990 kedua bandul di dua menara jembatan diturunkan.

Bukan hanya itu, pewarnaan cat jembatan Ampera pun mengalami beberapa kali perubahan. Pada awalnya, jembatan ini diberi warna abu-abu.

Kemudian pada sekitar tahun 1970 sampai 1980-an jembatan ini berubah warna menjadi kuning dan berubah lagi menjadi merah hingga sekarang.

Daya tarik jembatan Ampera
Pada malam hari dihiasi dengan lampu-lampu yang berderet di sepanjang jembatan dan di dua menara. Sehingga salah satu Icon Provinsi Sumsel ini tampak begitu indah dan eksotis menghiasi Kota Palembang.

Dari atas jembatan, masyarakat pendatang bisa melihat Benteng Kuto Besak yang terletak tidak jauh dari jembatan Ampera.

Benteng Kuto Besak (BKB) adalah sebuah benteng bersejarah peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin I pada abad ke 18.

Para pengunjung juga bisa menyaksikan keindahan pemandangan sekitar sambil menikmati hidangan makanan khas Palembang di warung terapung.

Warung terapung adalah warung berbentuk perahu yang mengapung di perairan tepi Sungai Musi, sehingga dari sini para pengunjung bisa menikmati keindahan dan mengabadikan jembatan Ampera dan Sungai Musi pada malam hari.

Adapun Ukuran dan Berat jembatan Ampera adalah :
● panjang 1,117 M.
● Lebar 22 M.
● Tinggi jembatan 11,5 mdpl.
● Tinggi menara 63 M dari tanah.
● Jarak antar menara sekitar 75 meter.
● Berat jembatan berkisar 944 ton.

Demikianlah berbagai informasi mengenai Jembatan Ampera, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan.

Pewarta : YOPI.

Follow WhatsApp Channel www.radarcenter.info untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Di Hari Anti Korupsi Sedunia, ‎KABAPJ kembali Demo Ke-4 kali Menindak MallAdmintrasi Bapenda dan Penggunaan Material Ilegal
Bahasa Palembang Jadi Mata Pelajaran Wajib, Disdik Percepat Penyusunan Kamus dan Pelatihan Guru
Bumdes Maju Bersama Berdampingan Dengan Pemerintah Desa Ulak Kembahang 1 Panen Jagung Pipil
Ratusan Pengemudi Gelar Aksi di Kantor Gubernur Sumsel, Tuntut Revisi Aturan Jam Pengisian Solar
Bersama Bumdes, Pemdes Sarang Elang Giat Panen Jagung Pipil Dukung Program KPN
Disdik Sumsel Tegaskan Sumbangan Tak Boleh Mengikat, Kepala Sekolah Melanggar Terancam Dicopot
Polres Simalungun Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Akhir Tahun, Kapolres: “Polri untuk Masyarakat Harus Jadi Aksi Nyata!”
Pengurus DPW FRIC Sumsel Beserta Jajaran Ucapkan Selamat Ultah Ke-44 Kepada Ketum DPP H. Dian Surahman

Berita Terkait

Selasa, 9 Desember 2025 - 18:34 WIB

Di Hari Anti Korupsi Sedunia, ‎KABAPJ kembali Demo Ke-4 kali Menindak MallAdmintrasi Bapenda dan Penggunaan Material Ilegal

Selasa, 9 Desember 2025 - 17:00 WIB

Bahasa Palembang Jadi Mata Pelajaran Wajib, Disdik Percepat Penyusunan Kamus dan Pelatihan Guru

Senin, 8 Desember 2025 - 16:33 WIB

Bumdes Maju Bersama Berdampingan Dengan Pemerintah Desa Ulak Kembahang 1 Panen Jagung Pipil

Senin, 8 Desember 2025 - 16:23 WIB

Ratusan Pengemudi Gelar Aksi di Kantor Gubernur Sumsel, Tuntut Revisi Aturan Jam Pengisian Solar

Senin, 8 Desember 2025 - 15:21 WIB

Disdik Sumsel Tegaskan Sumbangan Tak Boleh Mengikat, Kepala Sekolah Melanggar Terancam Dicopot

Berita Terbaru