RADARcenter, Teheran – Iran resmi membalas serangan Amerika Serikat (AS) dengan menghujani Israel menggunakan puluhan rudal balistik.
Aksi ini dilakukan hanya beberapa jam setelah militer AS menggempur tiga pusat nuklir strategis Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Dalam keterangannya, seorang juru bicara militer Israel mengungkapkan bahwa total 27 rudal diluncurkan oleh Iran dalam dua gelombang. 22 rudal dilepaskan dalam serangan pertama, dan 5 rudal menyusul pada serangan kedua.
Rudal-rudal tersebut menghantam 10 titik penting di berbagai wilayah Israel, termasuk Haifa, Tel Aviv, Carmel, serta kawasan padat di dataran pantai utara.
Laporan dari Aljazeera dan The Times of Israel menyebutkan bahwa kerusakan besar terjadi di Tel Aviv dan Haifa, pusat ekonomi dan pertahanan utama Israel.
Ledakan keras terdengar sepanjang malam, disusul dengan kepulan asap dan kebakaran yang memicu kepanikan warga.
Layanan darurat nasional Israel, Magen David Adom, mengonfirmasi bahwa 16 orang mengalami luka-luka, termasuk satu korban yang terkena pecahan rudal secara langsung. Tim medis masih menyisir lokasi-lokasi terdampak untuk memastikan tidak ada korban terjebak.
Sementara itu, Komando Front Dalam Negeri Israel akhirnya mengumumkan bahwa masyarakat sudah bisa keluar dari tempat perlindungan, menandakan bahwa serangan telah berhenti. Namun, warga diminta tetap siaga mengingat potensi serangan lanjutan.
Respons Dunia Internasional
Aksi saling serang ini langsung menyita perhatian komunitas internasional.
PBB dan negara-negara Eropa mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mencegah perang terbuka yang bisa mengguncang stabilitas global.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari Gedung Putih usai balasan Iran.
Pengamat militer Timur Tengah menilai serangan ini sebagai titik balik baru dalam konflik Iran-Israel yang sebelumnya dilakukan melalui proxy war.
“Ini bukan lagi perang bayangan, tapi sudah masuk ke fase konfrontasi langsung,” ujar analis pertahanan dari University of Beirut.
Situasi Terkini dan Prediksi Konflik Lanjutan
Meskipun serangan telah berhenti sementara, eskalasi militer diprediksi akan terus meningkat. Baik Iran maupun Israel berada dalam status siaga penuh, dengan sistem pertahanan udara aktif dan pasukan cadangan dalam posisi standby.
Jika situasi tak terkendali, bukan tidak mungkin kawasan Timur Tengah akan kembali bergolak dengan konflik berskala lebih luas, yang dapat memicu keterlibatan negara-negara besar lainnya.
(*Red/RADARcenter)